Iklan 3360 x 280
iklan tautan
Tidak main-main, barang yang diselundupkan adalah senjata api, emas, perak, minyak dan barang-barang berharga yang bernilai ekonomis sangat tinggi.
Ada cerita menarik tentang sosok Adnan Kapau Gani yang sering
dipanggil AK Gani. Aksi-aksi penyelundupan yang dilakukan AK Gani telah
menyelamatkan Indonesia dari embargo Belanda di awal kemerdekaan.
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus
1945, bukan berarti situasi langsung enak. Belanda berniat kembali lagi
menguasai Indonesia. Lewat Agresi Militer, mereka menguasai sebagian besar
Pulau Jawa, Sumatera dan wilayah lain. Ibukota RI terpaksa dipindah ke Yogya.
Baca Juga: Wow...! Hanya Dengan IKAN ASIN, TNI Kalahkan Pemberontak Yang Sulit Ditumpas
Belanda memblokade seluruh pelabuhan dan
lapangan udara. Mereka ingin membuat ekonomi Republik muda ini hancur dan
kelaparan.
Tapi aksi berani AK Gani dan sejumlah
orang-orang berani lain berani menembus blokade militer Belanda. Risikonya sangat
besar, pesawat atau kapal yang coba melewati blokade akan langsung ditembak
jatuh atau ditenggelamkan. Paling ringan ditangkap dan seluruh muatan yang
berharga disita Belanda.
Pertama, Gani menyelundupkan minyak-minyak
mentah, dan hasilnya digunakan untuk membiayai birokrasi pemerintahan, termasuk
melengkapi senjata militer. Tujuannya buat berjaga-jaga, bersiap menghadapi
kemungkinan Belanda menyerang lagi.
Berkat Gani militer Indonesia kala itu
memiliki seragam dan senjata, hasil selundupan.
Tak cuma itu, Gani juga menyelundupkan
aneka hasil bumi ke Singapura. Bahan mentah seperti karet, kemudian ditukar
amuninisi, tekstil dan obat-obatan. Dia juga yang membawa emas dan perak
sumbangan dari rakyat Indonesia ke luar negeri untuk kemudian ditukar dengan
bahan makanan dan senjata.
"Orang yang menyelundupkan
perdagangan emas dan perak itu juga menyelundupkan 8.000 ton karet adalah Dr AK
Gani. Belanda memberinya julukan raja penyelundup tapi rakyat Indonesia
mengenalnya sebagai menteri perekonomian," puji Soekarno dalam
biografinya, Penyambung Lidah Rakyat.
Aksi AK Gani membuat Belanda yang
memblokade Indonesia kesal setengah mati. Putra Sumatera Barat yang akhirnya
menetap di Palembang ini juga pernah menjabat wakil perdana menteri pada
kabinet Amir Sjarifuddin. Lalu menjadi menteri pertanian tahun 1946 hingga
1948.
Gani sempat menjadi Rektor Universitas
Sriwijaya tahun 1954. Dia tetap tinggal di Palembang hingga meninggal dunia 3
Desember 1968. Almarhum mantan Ketua MPR Taufik Kiemas selalu menganggap AK
Gani sebagai guru politiknya. Atas jasa-jasanya AK Gani diangkat menjadi
pahlawan nasional.
Sumber: merdeka.com